001.
Al Faatihah
Muqaddimah
Surat Al Faatihah (Pembukaan)
yang diturunkan di Mekah dan terdiri dari 7 ayat adalah surat yang pertama-tama
diturunkan dengan lengkap diantara surat-surat yang ada dalam Al Quran dan
termasuk golongan surat Makkiyyah. Surat ini disebut Al Faatihah (Pembukaan),
karena dengan surat inilah dibuka dan dimulainya Al Quran. Dinamakan Ummul
Quran (induk Al Quran) atau Ummul Kitaab (induk Al Kitaab) karena
dia merupakan induk dari semua isi Al Quran, dan karena itu diwajibkan membacanya
pada tiap-tiap sembahyang.
Dinamakan pula As Sab'ul matsaany
(tujuh yang berulang-ulang) karena ayatnya tujuh dan dibaca berulang-ulang
dalam sembahyang. Surat ini mengandung beberapa unsur pokok yang mencerminkan
seluruh isi Al Quran, yaitu :
1. Keimanan:
Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa
terdapat dalam ayat 2, dimana dinyatakan dengan tegas bahwa segala puji dan
ucapan syukur atas suatu nikmat itu bagi Allah, karena Allah adalah Pencipta
dan sumber segala nikmat yang terdapat dalam alam ini. Diantara nikmat itu
ialah : nikmat menciptakan, nikmat mendidik dan menumbuhkan, sebab kata Rab dalam
kalimat Rabbul-'aalamiin tidak hanya berarti Tuhan atau Penguasa,
tetapi juga mengandung arti tarbiyah yaitu mendidik dan menumbuhkan. Hal ini
menunjukkan bahwa segala nikmat yang dilihat oleh seseorang dalam dirinya
sendiri dan dalam segala alam ini bersumber dari Allah, karena Tuhan-lah Yang
Maha Berkuasa di alam ini. Pendidikan, penjagaan dan Penumbuahn oleh Allah di
alam ini haruslah diperhatikan dan dipikirkan oleh manusia sedalam-dalamnya,
sehingga menjadi sumber pelbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat menambah
keyakinan manusia kepada keagungan dan kemuliaan Allah, serta berguna bagi
masyarakat. Oleh karena keimanan (ketauhidan) itu merupakan masalah yang
pokok, maka didalam surat Al
Faatihah tidak cukup dinyatakan dengan isyarat saja, tetapi ditegaskan dan
dilengkapi oleh ayat 5, yaitu : Iyyaaka na'budu wa iyyaka nasta'iin (hanya
Engkau-lah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkau-lah kami mohon pertolongan).
Janji memberi pahala terhadap perbuatan yang baik dan ancaman terhadap
perbuatan yang buruk.
Yang dimaksud dengan Yang
Menguasai Hari Pembalasan ialah pada hari itu Allah-lah yang berkuasa,
segala sesuatu tunduk kepada kebesaran-Nya sambil mengharap nikmat dan takut
kepada siksaan-Nya. Hal ini mengandung arti janji untuk memberi pahala terhadap
perbuatan yang baik dan ancaman terhadap perbuatan yang buruk. Ibadat yang
terdapat pada ayat 5 semata-mata ditujukan kepada Allah, selanjutnya lihat no.
[6].
2. Hukum-hukum:
Jalan kebahagiaan dan bagaimana
seharusnya menempuh jalan itu untuk memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.
Maksud "Hidayah" disini ialah hidayah yang menjadi sebab dapatnya
keselamatan, kebahagiaan dunia dan akhirat, baik yang mengenai kepercayaan
maupun akhlak, hukum-hukum dan pelajaran.
3. Kisah-kisah:
Kisah para Nabi dan kisah
orang-orang dahulu yang menentang Allah. Sebahagian besar dari ayat-ayat Al
Quran memuat kisah-kisah para Nabi dan kisah orang-orang dahulu yang menentang.
Yang dimaksud dengan orang yang diberi nikmat dalam ayat ini, ialah para Nabi,
para shiddieqiin (orang-orang yang sungguh-sungguh beriman), syuhadaa'
(orang-orang yang mati syahid), shaalihiin (orang-orang yang saleh). Orang-orang
yang dimurkai dan orang-orang yang sesat, ialah golongan yang menyimpang
dari ajaran Islam.
Perincian dari yang telah disebutkan
diatas terdapat dalam ayat-ayat Al Quran pada surat-surat yang lain
بِسْمِ
اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
1
Dengan menyebut nama Allah Yang
Maha
Pemurah lagi Maha Penyayang1.
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
2
Segala puji2 bagi Allah, Tuhan
semesta alam3.
الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيم
3
Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang.
مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ
4
Yang menguasai4 di Hari Pembalasan5.
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
5
Hanya Engkaulah yang kami sembah6, dan hanya kepada Engkaulah kami
meminta pertolongan7.
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ
6
Tunjukilah8 kami jalan yang lurus,
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّين
7 (yaitu) Jalan
orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka
yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.9
1 Maksudnya: saya memulai membaca
al-Fatihah ini dengan menyebut nama Allah. Setiap pekerjaan yang baik,
hendaknya dimulai dengan menyebut asma Allah, seperti makan, minum, menyembelih
hewan dan sebagainya. Allah ialah nama zat yang Maha Suci, yang berhak disembah
dengan sebenar-benarnya, yang tidak membutuhkan makhluk-Nya, tapi makhluk yang
membutuhkan-Nya. Ar Rahmaan (Maha Pemurah): salah satu nama Allah yang
memberi pengertian bahwa Allah melimpahkan karunia-Nya kepada makhluk- Nya,
sedang ar Rahiim (Maha Penyayang) memberi pengertian bahwa Allah
senantiasa bersifat rahmah yang menyebabkan Dia selalu melimpahkan rahmat-Nya
kepada makhluk-Nya.
2 Alhamdu (segala puji).
Memuji orang adalah karena perbuatannya yang baik yang dikerjakannya dengan
kemauan sendiri. Maka memuji Allah berrati: menyanjung-Nya karena perbuatanNya
yang baik. Lain halnya dengan syukur yang berarti: mengakui keutamaan seseorang
terhadap nikmat yang diberikannya. Kita menghadapkan segala puji bagi Allah
ialah karena Allah sumber dari segala kebaikan yang patut dipuji.
3 Rabb (Tuhan) berarti: Tuhan
yang ditaati Yang Memiliki, Mendidik dan Memelihara. Lafal rabb tidak
dapat dipakai selain untuk Tuhan, kecuali kalau ada sambungannya, seperti rabbul
bait (tuan rumah).
'Alamiin (semesta alam): semua yang diciptakan Tuhan yang terdiri
dari berbagai jenis dan macam, seperti: alam manusia, alam hewan, alam
tumbuh-tumbuhan, benda-benda mati dan sebagainya. ALlah pencipta semua
alam-alam itu.
4 Maalik (Yang Menguasai)
dengan memanjangkan mim,ia berarti: pemilik. Dapat pula dibaca dengan Malik
(dengan memendekkan
mim), artinya: Raja.
5 Yaumiddin (Hari
Pembalasan): hari yang diwaktu itu masing-masing manusia menerima pembalasan
amalannya yang baik maupun yang buruk. Yaumiddin disebut juga yaumulqiyaamah,
yaumulhisaab, yaumuljazaa' dan sebagainya.
6 Na'budu diambil dari kata 'ibaadat:
kepatuhan dan ketundukkan yang ditimbulkan oleh perasaan terhadap kebesaran
Allah, sebagai
Tuhan yang disembah, karena
berkeyakinan bahwa Allah mempunyai kekuasaan yang mutlak terhadapnya.
7 Nasta'iin (minta
pertolongan), terambil dari kata isti'aanah: mengharapkan bantuan untuk
dapat menyelesaikan suatu pekerjaan yang tidak sanggup dikerjakan dengan tenaga
sendiri.
8 Ihdina (tunjukilah kami),
dari kata hidayaat: memberi petunjuk ke suatu jalan yang benar. Yang
dimaksud dengan ayat ini bukan sekedar memberi hidayah saja, tetapi juga
memberi taufik.
9 Yang dimaksud dengan mereka
yang dimurkai dan mereka yang sesat ialah semua golongan yang
menyimpang dari ajaran Islam.
Penutup
Surat
Al Fatihaah ini melengkapi unsur-unsur pokok syari'at Islam, kemudian
dijelaskan perinciannya oleh ayat-ayat Al Quran yang 113 surat berikutnya.
Persesuaian
surat ini dengan surat Al Baqarah dan surat-surat sesudahnya ialah surat Al
Faatihah merupakan titik-titik pembahasan yang akan diperinci dalam surat Al
Baqarah dan surat-surat yang sesudahnya.
Dibahagian
akhir surat Al Faatihah disebutkan permohonan hamba supaya diberi petunjuk oleh
Tuhan kejalan yang lurus, sedang surat Al
Baqarah
dimulai dengan penunjukan al Kitaab (Al Quran) yang cukup sempurna
sebagai pedoman menuju jalan yang dimaksudkan itu.
0 Response to "Menuju Cahaya: 001 SURAT AL FATIHAH TERJEMAHAN DAN TAFSIRNYA-Download"
Post a Comment