Putri-putri Rasulullah SAW
Dalam kondisi masyarakat
jahiliyah yang demikian ini, Rasulullah SAW datang membawa agama yang agung ini
yang memuliakan wanita, baik ia sebagai ibu, istri, putri, saudari, dan bibi.
Para putri Rasulullah SAW telah mendapatkan kecintaan dari beliau. Apabila putri
beliau Fatimah datang, beliau bangkit menyambutnya lalu memegang tangannya dan
menciumnya, dan mendudukkannya di tempat duduknya, dan beliau juga apabila
datang kepadanya, ia bangkit menyambutnya, mengambil tangannya dan men-ciumnya
serta mendudukkannya di tempat duduknya. (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan
Nasa’i)
Walaupun kecintaan Nabi SAW kepada putri-putrinya
sangat mendalam, namun beliau rela dengan penceraian kedua putrinya Ummu
Kultsum dan Ruqayyah dengan Utbah dan Utaibah kedua putra Abu Lahab, setelah
Allah menurunkan ayat:
“Tabbat yada abii lahab” . Rasulullah SAW tidak mau meninggalkan dakwah atau
mundur, walaupun bangsa Quraisy mengancamnya, sehingga kedua putrinya di cerai
dan beliau tetap teguh dan tegar dalam memperjuangkan agama ini.
Di antara contoh penyambutan beliau terhadap
putrinya, sebagaimana yang di riwayatkan aleh Aisyah beliau berkata:
“Kami para istri Rasulullah SAW sedang berada di sisi beliau, lalu
datang Fatimah r.a berjalan, dan cara jalannya persis seperti cara berjalan-nya
Rasulullah SAW tatkala Rasulullah SAW melihatnya, beliau menyambutnya dan
berkata: selamat datang putriku kemudian mendudukkannya di sebelah kanannya
atau di sebelah kirinya ...” (HR. Bukhari)
Di
antara kelembutan dan kasih sayang beliau kepada putri-putrinya adalah, beliau
selalu berziarah kepada mereka dan menanyakan kabarnya, serta menyelesaikan
problemnya, Fatimah r.a datang kepada Nabi SAW mengeluhkan pekerjaan rumahnya,
lelah menumbuk gandum, ia meminta pembantu kepada Nabi SAW, namun beliau tidak
bertemu Nabi SAW, maka beliau menyampaikannya kepada Aisyah r.a tatkala
Rasulullah SAW datang, Aisyah memberitahukan tentang kedatangan Fatimah, Ali
r.a. berkata : Maka beliau datang kepada kami ketika kami telah berangkat
tidur, lalu kami bangun, beliau berkata : “tetaplah
di tempat kalian” lalu beliau duduk di antara kami hingga aku merasakan
dinginnya kaki beliau di dadaku, beliau
berkata:
“Maukah
kalian aku tunjukan pada yang lebih baik dari pembantu? Apabila kalian berangkat
tidur, atau telah mulai berbaring, maka bertakbirlah tiga puluh empat kali, dan
bertasbihlah tiga puluh tiga kali, dan bertahmidlah tiga puluh tiga kali, ini
lebih baik bagi kalian daripada pembantu” (HR. Bukhari)
Rasulullah
merupakan contoh tauladan bagi kita dalam kesaba-rannya, di mana semua putra dan
putri beliau telah meninggal sebelum beliau kecuali Fatimah r.a namun beliau
tidak memukul pipi, tidak merobek pakaian, tidak mengadakan acara dan
mendirikan tenda, akan tetapi beliau bersabar dan menerima ketentuan Allah SWT.
Rasulullah
SAW telah meninggalkan wasiat-wasiat yang agung dan hadits-hadits yang mulia
untuk kita yang bisa menjadi penghibur bagi orang-orang yang sedih, dan
meringankan orang-orang yang mendapat musibah, di antaranya adalah sabda beliau
:
“Sesungguhnya
kami milik Allah, dan kepada-Nya kami kembali, ya Allah, berilah aku pahala
atas musibahku, dan berilah aku ganti yang lebih baik, kecuali Allah akan
mem-berinya ganti yang lebih baik” (HR. Muslim)
Allah
telah menjadikan ucapan:
“Inna lillahi wa innaa ilaihi raaji’uun” sebagai tempat berteduh dan berlindung bagi
orang-orang yang mendapat musibah, dan memberi pahala yang banyak bagi
orang-orang yang sabar dan menjanjikan bagi mereka pahala di sisi-Nya.
“Sesungguhnya
Hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas” (QS. Az Zumar: 10)
0 Response to "Suatu Hari Dirumah Rasulullah SAW: Putri-Putri Rasulullah Saw"
Post a Comment