3. Kitab Jenazah-Bulughul Maram

3. Kitab Jenazah

Hadits ke-1
Dari  Abu  Hurairah  Radliyallaahu  ‘anhu  bahwa  Rasulullah  Shallallaahu  ‘alaihi  wa  Sallam  bersabda:  “Perbanyaklah  menyebut  pelebur
kenikmatan, yaitu : mati.” Riwayat Tirmidzi dan Nasa’i, dan dinilai shahih oleh Ibnu Hibban.

Hadits ke-2
Dari Anas Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Janganlah sekali-kali seseorang di antara kamu
menginginkan mati karena kesusahan yang menimpanya, bila ia benar-benar menginginkannya hendaknya ia berdoa: Ya Allah hidupkanlah
aku selama kehidupan itu lebih baik bagiku dan wafatkanlah aku jika sekiranya itu lebih baik bagiku.” Muttafaq Alaihi.

Hadits ke-3
Dari Buraidah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Orang yang beriman itu mati dengan peluh di
dahi.” Riwayat Imam Tiga. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban.

Hadits ke-4
Dari Abu Said dan Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Tuntunlah orang yang
hampir mati di antara kamu dengan Laa ilaaha illallah.” Riwayat Muslim dan Imam Empat.

Hadits ke-5
Dari Ma’qil Ibnu Yasar bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Bacakanlah surat Yasin atas orang yang hampir mati di antara
kamu.” Riwayat Abu Dawud dan Nasa’i. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban.

Hadits ke-6
Ummu Salamah Radliyallaahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam masuk ke rumah Abu Salamah sewaktu matanya
masih  terbuka,  lalu  beliau  memejamkan  matanya.  Kemudian  berkata:  “Sesungguhnya  ruh  itu  bila  dicabut  maka  pandangannya
mengikutinya.” Maka menjeritlah orang-orang dari keluarganya, lalu beliau bersabda: “Janganlah kamu berdoa untuk dirimu sendiri kecuali demi kebaikan, karena sesungguhnya malaikat itu mengamini apa yang  kamu ucapkan.” Kemudian beliau  berdoa: “Ya Allah berilah ampunan kepada Abu Salamah, tinggikanlah derajatnya ke tingkat orang-orang yang mendapat petunjuk, lapangkanlah baginya dalam kuburnya, terangilah dia didalamnya, dan berilah penggantinya dalam turunannya.” Riwayat Muslim.

Hadits ke-7
Dari ‘Aisyah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam ketika wafat ditutup dengan kain bermotif dari Yaman. Muttafaq
Alaihi.

Hadits ke-8
Dari ‘Aisyah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Abu Bakar Radliyallaahu ‘anhu mencium Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam setelah beliau wafat.
Riwayat Bukhari.

Hadits ke-9
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Ruh orang mati itu tergantung dengan
hutangnya sampai hutang itu dilunasi untuknya.” Riwayat Ahmad dan Tirmidzi. Hadits hasan menurut Tirmidzi.

Hadits ke-10
Dari  Ibnu  Abbas  Radliyallaahu  ‘anhu  bahwa  Nabi  Shallallaahu  ‘alaihi  wa  Sallam  bersabda:  “Mengenai  orang  yang  terjatuh  dari
kendaraannya kemudian meninggal, mandikanlah ia dengan air dan bidara, dan kafankanlah dengan dua lapis kainnya.” Muttafaq Alaihi.
4:yakni dengan kedua pakaian ihramnya. Saat itu ia sedang wuquf di Arafah pada haji wada’. Kelanjutan sabda beliau adalah: Janganlah
kamu membalsamnya dan jangan menutupi kepalanya, karena sesungguhnya Allah akan membangkitkannya pada hari kiamat sebagai
orang yang bertalbiyah).

Hadits ke-11
Dari  ‘Aisyah  Radliyallaahu  ‘anhu  bahwa  ketika  mereka  akan  memandikan  jenazah  Rasulullah  Shallallaahu  ‘alaihi  wa  Sallam,  mereka
bertanya-tanya:  Demi  Allah  kami  tidak  mengerti,  apakah  kami  harus  melucuti  pakaian  Rasulullah  Shallallaahu  ‘alaihi  wa  Sallam
sebagaimana kami melucuti pakaian mayit kami atau tidak? Hadits diriwayatkan oleh Abu Dawud. 4:Kelanjutan hadits ini dalam riwayat Abu Dawud adalah: Ketika mereka berselisih, maka Allah menidurkan mereka, sehingga dagu-dagu mereka menempel ke dada masing- masing  tanpa  kecuali.  Kemudian  terdengar  oleh  mereka  suara  dari  dalam  rumah,  dan  mereka  tidak  mengetahui  siapa  yang mengucapkannya: Mandikanlah Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam dalam keadaan berpakaian. Lalu mereka memandikan beliau dalam keadaan mengenakan gamisnya dengan menyiramkan air di atas gamisnya itu dan menggosoknya dengan gamis, bukan dengan tangan mereka langsung.

Hadits ke-12
Ummu Athiyyah Radliyallaahu ‘anhu berkata: Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam masuk ketika kami sedang memandikan jenazah puterinya,
lalu beliau bersabda: “Mandikanlah tiga kali, lima kali, atau lebih dari itu. Jika kamu pandang perlu pakailah air dan bidara, dan pada yang
terakhir kali dengan kapur barus 4:kamfer) atau campuran dari kapur barus.” Ketika kami telah selesai, kami beritahukan beliau, lalu beliau
memberikan kainnya pada kami seraya bersabda: “Bungkuslah ia dengan kain ini.” Muttafaq Alaihi. Dalam suatu riwayat: “Dahulukan bagian-bagian yang kanan dan tempat-tempat wudlu.” Dalam suatu lafadz menurut Bukhari: Lalu kami pintal rambutnya tiga pintalan dan kami letakkan di belakangnya.

Hadits ke-13
‘Aisyah Radliyallaahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam dikafani dengan tiga kain putih bersih dari kapas, tanpa ada
baju dan surban padanya. Muttafaq Alaihi.

Hadits ke-14
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu ‘anhu bahwa ketika Abdullah Ibnu Ubay wafat, puteranya datang kepada Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa
Sallam dan berkata: Berikan baju baginda padaku untuk mengkafaninya. Lalu beliau memberikan kepadanya. Muttafaq Alaihi.

Hadits ke-15
Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Pakailah pakaianmu yang putih karena ia adalah
pakaianmu yang terbaik, dan jadikan ia sebagai kain kafan mayit-mayitmu.” Riwayat Imam Lima kecuali Nasa’i dan dinilai shahih oleh
Tirmidzi.

Hadits ke-16
Dari Jabir Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Apabila seseorang di antara kamu mengkafani
saudaranya, hendaknya ia memilih yang paling baik.” Riwayat Muslim.

Hadits ke-17
Jabir berkata: Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam pernah mengumpulkan dua orang yang gugur dalam perang Uhud dalam satu pakaian.
Kemudian beliau bertanya: “Siapakah di antara mereka yang paling banyak menghapal al-Qur’an?” Lalu beliau mendahulukannya untuk
dimasukkan ke dalam lahat, mereka tidak dimandikan dan tidak disholatkan. Riwayat Bukhari.

Hadits ke-18
Dari Ali Radliyallaahu ‘anhu bahwa dia mendengar Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Janganlah memilih yang mahal untuk kain
kafan, karena ia akan lekas rusak.” Riwayat Abu Dawud.

Hadits ke-19
Dari ‘Aisyah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda kepadanya: “Jika engkau mati sebelumku, aku akan
memandikanmu.” Hadits riwayat Ahmad dan Ibnu Majah. Dinilai shahih oleh Ibnu Hibban.

Hadits ke-20
Dari Asma’ binti Umais Radliyallaahu ‘anhu bahwa Fatimah .ra berwasiat agar ia dimandikan oleh Ali r.a. Riwayat Daruquthni.

Hadits ke-21
Dari Buraidah tentang kisah al-Ghomidiyyah yang mati karena Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam menyuruh untuk merajamnya lantaran
berzina. Buraidah berkata: Kemudian beliau memerintahkan untuk menyolatkan dan memakamkannya. Riwayat Muslim.

Hadits ke-22
Jabir Ibnu Samurah Radliyallaahu ‘anhu berkata: Pernah dibawa kepada Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam seorang laki-laki yang mati
bunuh diri dengan tombak, lalu beliau tidak menyolatkannya. Riwayat Muslim.

Hadits ke-23
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu tentang kisah seorang wanita yang biasa membersihkan masjid. Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam
menanyakan wanita tersebut, lalu mereka menjawab: Ia telah meninggal. Maka beliau bersabda: “Mengapa kalian tidak memberitahukan kepadaku?”   Mereka   seakan-akan   meremehkan   urusannya.   Beliau   lalu   bersabda:   “Tunjukkan   aku   makamnya.”   Lalu   mereka menunjukkannya, kemudian beliau menyolatkannya. Muttafaq Alaihi. Muslim menambahkan: Kemudian beliau bersabda: “Sungguh kuburan-kuburan ini penuh dengan kegelapan atas penghuninya dan sungguh Allah akan meneranginya untuk mereka dengan sholatku atas mereka.”

Hadits ke-24
Dari Hudzaifah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam melarang untuk menyiarkan berita kematian. Riwayat Ahmad
dan Tirmidzi. Tirmidzi menilainya hadits hasan.

Hadits ke-25
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam menyiarkan kematian Najasyi pada hari kematiannya,
beliau keluar bersama mereka ke tempat sholat, bershaf bersama mereka, dan sholat empat takbir untuknya. Muttafaq Alaihi.

Hadits ke-26
Dari Ibnu Abbas Radliyallaahu ‘anhu bahwa dia mendengar Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:  “Jika ada seorang  muslim
meninggal, lalu ada empat puluh orang yang tidak menyekutukan Allah sholat atas jenazahnya niscaya Allah akan menerima permohonan ampunan mereka untuknya. Riwayat Muslim.

Hadits ke-27
Samurah Ibnu Jundab Radliyallaahu ‘anhu berkata: Aku pernah sholat di belakang Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam atas jenazah seorang
wanita yang meninggal pada saat darah nifasnya keluar. Beliau berdiri di tengahnya. Muttafaq Alaihi.

Hadits ke-28
‘Aisyah Radliyallaahu ‘anhu berkata: Demi Allah, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam pernah menyolatkan jenazah dua anak Baidlo’ di
dalam masjid. Riwayat Muslim.

Hadits ke-29
Abdurrahman Ibnu Abu Laila berkata: Zaid Ibnu Arqom Radliyallaahu ‘anhu biasanya bertakbir empat kali atas jenazah di antara kami,
tetapi ia pernah bertakbir lima kali atas suatu jenazah. Lalu aku tanyakan hal itu padanya, ia menjawab: Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa
Sallam bertakbir seperti ini. Riwayat Muslim dan Imam Lima.

Hadits ke-30
Dari Ali Radliyallaahu ‘anhu bahwa dia bertakbir atas jenazah Sahal Ibnu Huzaif enam kali, dan dia berkata: Sesungguhnya dia adalah
pahlawan perang Badar. Riwayat Said Ibnu Manshur dan asalnya dalam riwayat Bukhari.

Hadits ke-31
Jabir Radliyallaahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam biasanya bertakbir empat kali atas jenazah dari  kami dan
membaca al-Fatihah setelah takbir pertama. Riwayat Syafi’i dengan sanad lemah.

Hadits ke-32
Tholhah Ibnu Abdullah Ibnu Auf Radliyallaahu ‘anhu berkata: Aku pernah sholat jenazah di belakang Ibnu Abbas, dia membaca al-Fatihah
kemudian 4:setelah sholat) berkata: Agar mereka tahu bahwa itu sunnah Rasul. Riwayat Bukhari.

Hadits ke-33
Auf Ibnu Malik Radliyallaahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam sholat atas suatu jenazah dan aku hafal dari doanya:
4:artinya  =  Ya  Allah  berilah  ampunan,  rahmat,  keselamatan,  dan  maaf  kepadanya,  muliakanlah  tempatnya,  lapangkanlah  tempat
masuknya, cucilah ia dengan air, es, dan embun, bersihkanlah dia dari kesalahan-kesalahan sebagaimana pakaian putih dibersihkan dari kotoran, gantikanlah buatnya rumah yang lebih baik daripada rumahnya dan keluarga yang lebih baik daripada keluarganya, masukkanlah dia dalam syurga, dan peliharalah dia dari fitnah kubur dan siksa neraka). Riwayat Muslim.

Hadits ke-34
Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu berkata: “Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bila sholat jenazah berdoa: “4:artinya = Ya Allah
ampunilah di antara kami orang yang masih hidup dan yang mati, yang hadir dan yang tidak, yang kecil dan besar, laki-laki dan perempuan.
Ya Allah terhadap orang yang Engkau hidupkan di antara kami, hidupkanlah ia atas islam dan terhadap orang yang Engkau wafatkan di
antara kami, wafatkan ia atas iman. Ya Allah janganlah Engkau jauhkan kami dari pahalanya dan Engkau sesatkan kami sepeninggalnya).”
Riwayat Muslim dan Imam Empat.

Hadits ke-35
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Bila kalian sholat atas mayit, maka ikhlaskan
doa untuknya.” Riwayat Abu Dawud dan dianggap shahih oleh Ibnu Hibban.

Hadits ke-36
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Bersegera dalam mengurus jenazah, karena
jika ia baik maka engkau telah memajukan suatu kebaikan untuknya, dan jika tidak maka engkau menurunkan suatu kejelekan dari
lehermu.” Muttafaq Alaihi.

Hadits ke-37
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda : “Barangsiapa mengurus jenazah sampai
menyolatkannya maka baginya satu qirath dan barangsiapa mengurus jenazah sampai dimakamkan maka baginya dua qirath.” Seorang
bertanya: Apa itu dua qirath? Beliau bersabda: “Dua gunung besar.” Muttafaq Alaihi. Dan menurut riwayat Muslim: “Sampai diletakkan
dalam liang lahat.”

Hadits ke-38
Menurut riwayat Bukhari pula dari hadits Abu Hurairah: “Barangsiapa mengikuti jenazah seorang muslim karena iman dan mencari ridlo’-
Nya, ia bersamanya sampai disholatkan dan selesai pemakamannya, maka ia sesungguhnya pulang dengan dua qirath, tiap qirath seperti
gunung Uhud.

Hadits ke-39
Dari Salim dari ayahnya Radliyallaahu ‘anhu bahwa dia pernah melihat Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam, Abu Bakar, dan Umar berjalan di
depan jenazah. Riwayat Imam Lima. Shahih menurut Ibnu Hibban dan mursal menurut Nasa’i dan sekelompok ulama.

Hadits ke-40
Ummu Athiyyah Radliyallaahu ‘anhu berkata: Kami dilarang  ikut mengantar jenazah, tetapi larangan itu  tidak dikeraskan atas  kami.
Muttafaq Alaihi.

Hadits ke-41
Dari Abu Said bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Bila kalian melihat jenazah maka berdirilah, dan barangsiapa
mengantarkannya hendaknya ia tidak duduk sampai jenazah itu diletakkan.” Muttafaq Alaihi.

Hadits ke-42
Dari Abu Ishaq bahwa Abdullah Ibnu Yazid memasukkan mayit dari arah dua kaki kuburan, dan ia berkata: Ini menurut sunnah. Dikeluarkan
oleh Abu Dawud.

Hadits ke-43
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Bila engkau meletakkan mayitmu di kuburan,
maka ucapkanlah: Bismillaah wa ‘alaa millati Rasulillah 4:Artinya = Dengan nama Allah dan atas agama Rasulullah).” Dikeluarkan oleh
Ahmad, Abu Dawud, dan Nasa’i. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban dan mauquf menurut Daruquthni.

Hadits ke-44
Dari  ‘Aisyah  bahwa  Rasulullah  Shallallaahu  ‘alaihi  wa  Sallam  bersabda:  “Mematahkan  tulang  mayit  adalah  sama  halnya  dengan
mematahkannya dalam keadaan hidup.” Riwayat Abu Dawud dengan sanad menurut syarat riwayat Muslim.

Hadits ke-45
Ibnu Majah menambahkan dari hadits Ummu Salamah r.a: “Dalam dosanya.”

Hadits ke-46
Sa’ad Ibnu Abu Waqqash berkata: Galilah liang lahat untukku dan pancangkanlah batu-batu untukku, seperti yang telah dibuatkan untuk
Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam

Hadits ke-47
Menurut riwayat Baihaqi dari Jabir Radliyallaahu ‘anhu ada hadits semisal, dengan tambahan: Dan kuburannya ditinggikan sejengkal dari
tanah. Hadits shahih menurut Ibnu Hibban.

Hadits ke-48
Dari Jabir Radliyallaahu ‘anhu menurut riwayat Muslim: Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam melarang untuk menembok kuburan,
duduk di atasnya, dan membangun di atasnya.

Hadits ke-49
Dari Amir Ibnu Rabiah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam sholat di atas jenazah Utsman Ibnu Madh’un, beliau
mendatangi kuburannya, dan menabur tanah di atas kuburannya tiga kali dengan berdiri. Riwayat Daruquthni.

Hadits ke-50
Dari Utsman Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bila selesai pemakaman mayit, beliau berdiri di atasnya
dan bersabda: “Mintalah ampunan untuk saudaramu dan mohonkan ketetapan hati untuknya sebab ia sekarang sedang di tanya.” Riwayat
Abu Dawud dan dinilai shahih oleh Hakim.

Hadits ke-51
Dari Dlomrah Ibnu Habib Radliyallaahu ‘anhu bahwa salah seorang tabi’in berkata: Mereka menganjurkan bila tanah di atas kuburan telah
rata dan orang-orang telah kembali, hendaknya diucapkan di atas kuburannya: Hai Fulan, katakanlah laa ilaaha illallah tiga kali; hai Fulan, katakanlah Allah Tuhanku, Islam agamaku, dan Muhammad nabiku. Riwayat Said Ibnu Manshur dalam keadaan mauquf.

Hadits ke-52
Thabrani juga meriwayatkan hadits serupa dari Abu Umamah dengan marfu’ dan panjang.

Hadits ke-53
Dari Buraidah Ibnu al-Hushoib al-Islamy Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Dulu aku melarang
kamu sekalian menziarahi kuburan,  sekarang  ziarahilah ia.” Riwayat Muslim. Tirmidzi menambahkan: “Karena ia mengingatkan akan akhirat.”

Hadits ke-54
Ibnu Majah dari hadits Ibnu Mas’ud menambahkan: “Dan akan mengurangi kecintaan terhadap dunia.”

Hadits ke-55
Dari  Abu  Hurairah  Radliyallaahu  ‘anhu  bahwa  Rasulullah  Shallallaahu  ‘alaihi  wa  Sallam  melaknat  wanita  yang  menziarahi  kuburan.
Dikeluarkan oleh Tirmidzi dan dinilai shahih oleh Ibnu Hibban.

Hadits ke-56
Abu Said Al-Khudry Radliyallaahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam melaknat wanita yang meratapi orang mati dan
sengaja mendengarkannya. Dikeluarkan oleh Abu Dawud.

Hadits ke-57
Ummu Athiyyah Radliyallaahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam telah mengambil janji pada kami agar tidak meratapi
kematian. Muttafaq Alaihi.

Hadits ke-58
Dari Ibnu Umar Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Mayit itu akan disiksa dalam kuburnya lantaran
ratapan atasnya.” Muttafaq Alaihi.

Hadits ke-59
Menurut Bukhari-Muslim juga ada hadits semisal dari al-Mughirah Ibnu Syu’bah r.a.

Hadits ke-60
Anas Radliyallaahu ‘anhu berkata: Aku menyaksikan putri Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam dimakamkan, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa
Sallam duduk di sisi kuburan, aku melihat kedua belah matanya meneteskan air mata. Riwayat Bukhari.

Hadits ke-61
Dari Jabir Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Janganlah kamu sekalian menguburkan mayatmu pada waktu malam kecuali jika keadaan memaksamu.” Dikeluarkan oleh Ibnu Majah dan asalnya dalam riwayat Muslim, namun ia berkata:
Beliau melarang seseorang menguburkan mayat malam hari sebelum disholatkan terlebih dahulu.

Hadits ke-62
Abdullah Ibnu Ja’far Radliyallaahu ‘anhu berkata: Ketika berita kematian Ja’far datang sewaktu ia terbunuh, Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi
wa Sallam bersabda: “Buatkanlah makanan untuk keluarga Ja’far karena telah datang sesuatu yang menyusahkan mereka.” Dikeluarkan
oleh Imam Lima kecuali Nasa’i.

Hadits ke-63
Sulaiman Ibnu Buraidah dari ayahnya Radliyallaahu ‘anhu berkata: Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam mengajari mereka bila keluar ke
kuburan agar mengucapkan: 4:Artinya = Semoga sejahtera terlimpah atasmu wahai penghuni kubur dari kaum mukminin dan muslimin, insyaAllah kami akan menyusulmu, kami mohon kepada Allah keselamatan bagi kami dan kamu sekalian). Riwayat Muslim.

Hadits ke-64
Ibnu Abbas berkata: “Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam pernah melewati kuburan Madinah, lalu beliau menghadapkan mukanya
seraya mengucapkan: “4:artinya = Semoga kesejahteraan terlimpahkan atasmu wahai penghuni kubur, semoga Allah mengampuni kami
dan kamu, kamu mendahului kami dan kami akan menyusul).” hadits hasan menurut Tirmidzi.

Hadits ke-65
Dari ‘Aisyah Radliyallaahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Janganlah mencaci maki orang-orang yang
telah mati, karena mereka telah sampai pada balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” Riwayat Bukhari.

Hadits ke-66
Tirmidzi juga meriwayatkan hadits serupa dari al-Mughirah Radliyallaahu ‘anhu dengan tambahan: “Karena dengan begitu kamu menyakiti
orang-orang yang masih hidup.”

0 Response to "3. Kitab Jenazah-Bulughul Maram"

Post a Comment