KISAH NABI YUSUF-Kisah Tauladan Para Nabi Allah

KISAH NABI YUSUF


Nabi Yusuf adalah putera ke tujuh daripada dua belas putera-puteri Nabi Ya'qub. Ia dengan adiknya yang bernama Benyamin adalah beribukan Rahil, saudara sepupu Nabi Ya'qub. Ia dikurniakan Allah rupa yang bagus, paras tampan dan tubuh yang tegap
yang menjadikan idaman setiap wanita dan kenangan gadis-gadis remaja. Ia adalah anak yang dimanjakan oleh ayahnya, lebih disayang dan dicintai dibandingkan dengan saudara- saudaranya yang lain, terutamanya setelah ditinggalkan iaitu wafatnya ibu
kandungnya Rahil semasa ia masih berusia dua belas tahun.




Perlakuan yang diskriminatif dari Nabi Ya'qub terhadap anak-anaknya telah menimbulkan rasa iri-hati dan dengki di antara saudara-saudara Yusuf yang lain, yang merasakan bahawa mereka dianak-tirikan oleh ayahnya yang tidak adil sesama anak, memanjakan Yusuf lebih daripada yang lain.



Rasa jengkel mereka terhadap kepada ayahnya dan iri-hati terhadap Yusuf membangkitkan rasa setia kawan antara saudara-saudara Yusuf, persatuan dan rasa persaudaraan yang akrab di antara mereka. Kisah Nabi Yusuf terdapat dalam satu surah penuh yang juga bernama surah Yusuf. Disebutkan bahawa sebab turunnya surah Yusuf adalah kerana orang-orang Yahudi meminta kepada Rasulullah saw untuk menceritakan kepada mereka kisah Nabi Yusuf. Kisah Nabi Yusuf telah mengalami perubahan pada sebahagiannya dan terdapat penambahan  pada sebahagiannya.  LalAllah  s.w.t  menurunkan  satsurah penuh yang secara terperinci menceritakan kisah Nabi Yusuf.



Allah s.w.t berfirman:




"Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al-Qur'an ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (kami mewahyukan)nya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahuinya. " (QS. Yusuf: 3)

Para ulama berbeza pendapat dalam hal mengapa kisah ini disebut dengan kisah yang terbaik? Ada yang mengatakan bahawa kisah ini memiliki keistimewaan dibandingkan dengan kisah-kisah Al-Qur'an yang lain dilihat dari sisi kandungannya yang memuat berbagai ungkapan dan hikmah. Ada yang mengatakan kerana Nabi Yusuf mengampuni saudara- saudaranya dan bersikap sabar atas tindakan mereka. Ada yang mengatakan lagi bahawa kerana di

dalamnya terdapat kisah para nabi dan orang-orang soleh, terdapat juga pelajaran tentang kehormatan diri dan adanya godaan, kehidupan para raja, lelaki dan wanita, tipu daya kaum wanita, di dalamnya juga disebut tentang aspek tauhid dan fiqih, pengungkapan mimpi dan penakwilannya. Di samping itu, ia adalah surah yang penuh dengan peristiwa-peristiwa dan petualangan emosi (perasaan atau cinta). Ada yang mengatakan bahawa ia disebut sebagai kisah yang terbaik kerana semua orang-orang yang disebut di dalamnya pada akhirnya mendapatkan kebahagiaan. Alhasil, kita percaya bahawa terdapat sebab penting di balik keistimewaan kisah ini. Kisah dalam surah tersebut bermuara dari awal sampai akhir pada satu bentuk di mana Anda akan merasakan adanya kekuasaan Allah s.w.t dan terlaksananya perintah-Nya meskipun banyak manusia berusaha menentangnya:



"Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya. " 
(QS. Yusuf: 21)



Nabi Yusuf mendapatkan berbagai ujian dalam hidupnya. Beliau menghadapi persekongkolan jahat yang justru datang dari orang-orang yang dekat dengannya, yaitu saudara-saudaranya. Mereka merencanakan untuk membunuhnya. Rencana itu mereka buat saat Yusuf masih kecil. Kemudian Yusuf dijual di pasar budak di Mesir lalu ia dibeli dengan harga yang sangat murah. Kemudian beliau menghadapi rayuan dari isteri seorang lelaki yang memiliki jabatan penting. Ketika ia menolak rayuannya, ia pun dimasukan ke dalam penjara. Dalam beberapa waktu, beliau menjadi tahanan di penjara. Meskipun mendapatkan berbagai kehinaan ini, pada akhirnya beliau mampu menduduki tampuk kepemimpinan di Mesir. Beliau menjadi menteri dari raja yang pertama. Ia memulai dakwahnya di jalan Allah s.w.t dari atas panggung kekuasaan. Ia melaksanakan rencana Allah s.w.t dan menunaikan perintah-Nya. Demikianlah kandungan dari kisahnya.


Kisah tersebut seolah-olah menggambarkan suatu adegan filem yang sangat mengagumkan, episod demi episod. Di samping itu, Anda akan dihadapkan pada satu bahagian dari bahagian-bahagian peristiwa yang membuat Anda tercengang dan cukup mengganggu daya imaginasi Anda. Itu adalah kisah seni yang sangat mengesankan yang tidak mampu diungkapkan oleh seniman mana pun dari kalangan manusia. Pada mulanya kisah itu mengungkap mimpi dan pada akhirnya menakwilkan mimpi ini. Mimpi parnabi pastselalu berisi kebenaran, di mana Allah s.w.t menyingkapkan di dalamnya berbagai peristiwa yan belu perna terjad sebelumnya.   Pad awal   kisah kit tidak mengetahui bahawa Yusuf adalah seorang Nabi. Begitu juga konteks Al-Qur'an terkesan  menyembunyikan  nama  ayahnya,  yaitu  Nabi  Yakub  sebagaimana

disampaikan oleh Nabi saw. Jadi, kita berhak untuk merenungkan mimpi tersebut dengan penuh kehairanan. Layar akal pertama-tama menampilkan pemandangan mimpi. Perhatikanlah filem yang dimulai dengan mimpi. Mimpi identik dengan tidur, dan permulaan kisah apa pun yang dimulai dengan tidur tidak  terlepas  dari  rasa  ngantuk.  Tetapi  yang  perlu  diperhatikan  adalah faktor-faktor daya tarik cerita itu sendiri. Al- Qur'an menceritakan bagaimana Nabi Yusuf menyampaikan mimpinya kepada ayahnya:



"(Ingatlah), Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya: 'Wahai ayahku, sesungguhnya aku bermimpi melihat sebelas bintang, matahari dan bulan; kulihat semuanya sujud kepadaku."' (QS. Yusuf: 4)



Amatilah bentuk tentangan yang diwujudkan oleh adanya mimpi yang membangkitkan daya khayal. Perhatikanlah potensi imaginasi bagaimana ia menjalankan aktivitinya. Sesungguhnya otak manusia merupakan sumber masalah di mana ia menciptakan di dalamnya suatu gambar dari sujudnya matahari, bulan dan bintang. Dengan gambaran mukjizat ini yang menentang imaginasi para ahli seni dan filem, kisah Nabi Yusuf dimulai. Atau, dimulailah video visual dari kisah Nabi Yusuf sebagaimana yang diceritakan oleh Allah s.w.t dalam kitab-Nya. Nabi Yusuf melihat mimpi dan ia sekarang membeberkannya kepada ayahnya:



"Ayahnya berkata: 'Hai anakku, janganlah kamu ceritakan mimpimu itu kepada saudara-saudaramu, maka mereka membuat makar (untuk membinasakan)mu. Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.'" (QS. Yusuf: 5)

Si ayah mengingatkannya agar jangan sampai ia menceritakannya kepada saudara-saudaranya. Sesungguhnya saudara-saudara Nabi Yusuf tidak mencintainya dan tidak menyukai kedekatannya dengan ayahnya, dan mereka juga tidak simpati dengan perhatian si ayah padanya. Yusuf bukanlah saudara kandung mereka di mana Nabi Yakub menikahi isteri kedua yang tidak melahirkan baginya anak-anaknya dan lahirlah darinya Yusuf dan saudara kandungnya. Yusuf bin Yakub dan Yakub bin Ishak bin Ibrahim. Salasilah suci dalam kitaran suci. Ketika mendengar mimpi anaknya, Nabi Yakub merasa bahawa anaknya itu akan mengembang suatu urusan besar, yaitu kitaran kenabian yang berada di sekitarnya. Sebahagian ulama berkata: "Nabi Yakub merasa bahawa Allah s.w.t memilih Yusuf melalui mimpi ini": •

"Dan demikianlah Tuhanmu, memilih kamu (untuk menjadi nabi) dan di ajarkan-Nya kepadamu sebahagian dari tabir mimpi-mimpi." (QS. Yusuf: 6)



Makna takwil adalah mengetahui akhir dari sesuatu dan kemampuan untuk menyingkap suatu kesimpulan, juga mengetahui rahsia yang belum terjadi. Lalu apa yang dimaksud dengan alhadis? Mereka mengatakan bahawa ia adalah mimpiNabi  Yusuf  akan  mampu  mentafsirkan  mimpi  di  mana  melalui simbol-simbolnya yang tersembunyi, ia mampu melihat apa yang akan terjadi di    masa    depan.    Ada    yang    mengatakan    bahawa    alhadis    adalah peristiwa-peristiwa. Nabi Yusuf akan mengetahui kesudahan dari suatu peristiwa,   baik   dar permulaannya   dan   akhirannya.   Alla s.w. akan memberikan ilham padanya sehingga ia mengetahui takwil mimpi.



"Sesungguhnya Tuhanmu Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (QS. Yusuf:
6)



Pada akhir pembicaraannya, Nabi Yusuf mengembalikan ilmu dan hikmah kepada Allah s.w.t. Sebahagian ulama ada yang mengatakan bahawa ayat tersebut bukan termasuk bahagian dari dialog Nabi Yakub bersama anaknya Yusuf, namun ia merupakan pujian dari Allah s.w.t terhadap Yusuf. Perkataan tersebut dimasukan dalam rangkaian kisah sejak permulaannya, padahal ia bukan bahagian darinya. Jadi, sejak semula Nabi Yusuf dan Nabi Yakub tidak mengetahui takwil dari mimpinya. Kami memilih pendapat ini (pendapat ini dikemukakan  oleh  al-Qurthubi  dalam  tafsirnya:  Al-Jami'  li  AhkamiQur'an. Kalau  begitu,  kita  memahami  dialog dalam  bentupemahaman  yang  lain. Sesungguhnya Allah s.w.t menceritakan di sini bagaimana Dia memilih Yusuf. Ini bererti proses kenabian Yusuf, dan bukan mengajarinya untuk menakwilkan mimpi serta memberitahunya tentang hakikat simbol-simbol yang ada dalam kehidupan atau dalam mimpi, selain mukjizat-mukjizatnya sebagai seorang nabi. Dan Allah s.w.t Maha Mengetahui kepada siapa agamanya diserahkan. Nabi Yakub mendengarkan mimpi anaknya dan mengingatkannya agar jangan menceritakannnya kepada saudara- saudaranya. Yusuf memenuhi permintaan ayahnya. Ia tidak menceritakan pada saudara-saudaranya apa yang dilihatnya. Yusuf berprasangka bahawa mereka membencinya sampai pada batas di mana sulit baginya untuk merasa nyaman bersama mereka, dan kemudian menceritakan     kepada     mereka     rahsia-rahsianya     yang     khusus     dan mimpi-mimpinya. Tersembunyilah penampilan Nabi Yakub dan anaknya, lalu layar filem menampilkan kejadian lain, yaitu saudara-saudara Nabi Yusuf yang membuat persengkokolan:

"Sesungguhnya  ada  beberapa  tanda-tanda  kekuasaan  Allapada  (kisah) Yusuf  dan  saudara-saudaranybagi  orang-orang  yang  bertanya.  (Yaitu) ketika mereka berkata: Sesungguhnya Yusuf dan saudara kandungnya (Bunyamin) lebih dicintai oleh ayah kita daripada kita sendiri, padahal kita (ini) adalah satu golongan (yang kuat). Sesungguhnya ayah kita ada dalam kekeliruan yang nyata. Bunuhlah Yusuf atau buanglah dia he suatu (daerah yang tidak di kenal) supaya perhatian ayahmu tertumpah kepadamu saja, dan sesudah itu hendaklah kamu menjadi orang-orang yang baik. Seorang di antara mereka berkata: 'Janganlah kamu bunuh Yusuf, tetapi masukkanlah dia ke dalam telaga, supaya dia dipungut oleh beberapa orang musafir, jika kamu hendak berbuat. " (QS. Yusuf: 7-10)




Di dalam lembaran-lembaran perjanjian lama disebutkan bahawa Nabi Yusuf menceritakan mimpinya kepada saudara-saudaranya. Tidak terdapat isyarat Al-Qur'an  yang  menunjukkan  hal  itu.  Kalau  memang  demikian,  nescaya saudara-saudaranya akan menceritakan hal itu dan kedengkian mereka akan semakin bertambah sehingga mereka segera membunuhnya. Yusuf percaya dengan   pesan   ayahny dan   i tidak   menceritaka mimpinya   kepada saudara-saudaranya. Meskipun demikian, saudara-saudaranya tetap merencanakan konspirasi dan niat jahat padanya. Salah seorang mereka berkata: "Mengapa ayah kita lebih mencintai Yusuf daripada kita?" Saudara yang kedua berkata: "Barangkali kerana ketampanannya." Saudara ketiga berkata: 'Yusuf dan saudaranya kedua-duanya mendapat tempat di hati ayahnya." Saudara yang pertama berkata: "Sungguh ayah kita telah sesat." Salah seorang mereka mengusulkan sebuah solusi: "Kalau begitu bunuhlah Yusuf." "Mengapa kita membunuhnya? lebih baik kita membuangnya di bumi yang jauh. Mengapa kita tidak membunuhnya, lalu kita merasa tenang." Salah seorang di antara mereka berkata: "Mengapa ia harus dibunuh? Apakah kalian ingin  menghindar  darinya?  Kalau  begitu,  lebih  baikita  membuangnya  ke dalam telaga yang di situ menjadi tempat lewatnya para kafilah. Maka kafilah itu akan mengambilnya dan membawanya ke tempat yang jauh sehingga ia jauh dari wajah ayahnya. Dengan jauhnya Yusuf, maka tujuan kita tercapai. Kemudian setelah itu, kita bertaubat dari kejahatan kita dan kita kembali menjadi orang-orang yang baik."



Dialog tersebut terus berlanjut setelah timbul ide untuk memasukan Yusuf ke telaga. Namun mereka tetap kembali pada ide-ide itu kerana ia dianggap sebagai ide yang paling aman. Ide untuk membunuh diurungkan. Kemudian timbullah ide untuk menjauhkan dan membuang Yusuf. Itu dianggap ide yang paling cemerlang. Dari sini kita memahami bahawa saudara-saudara Yusufmeskipun kejahatan mereka dan kedengkian mereka sangat kental, namun dalam had mereka masih tersisa titik-titik kebaikan. Akhirnya, ide untuk membuangnya ke telaga diputuskan. Kemudian mereka sepakat untuk melaksanakan rencana itu:



"Mereka berkata: 'Wahai ayah kami, apa sebabnya kamu tidak mempercayai kami terhadap Yusuf, padahal sesungguhnya kami adalah orang-orang yang mengingini kebaikan baginya. Biarkan dia pergi bersama kami esok pagi, agar ia (dapat) bersenang-senang dan (dapat) bermain-main, dan sesungguhnya kami pasti menjaganya.' Berkata Yakub: 'Sesungguhnya kepergian kamu bersama Yusuf amat menyedihkankanku dan aku khawatir kalau-kalau dia dimakan serigala, sedang kamu lengah darinya. Mereka berkata: 'Jika ia benar- benar dimakan serigala, sedang kami golongan (yang kuat), sesungguhnya kami kalau demikian adalah orang-orang yang rugi.'" (QS. Yusuf: 11-14)



Terjadilah dialog antara mereka dan ayahnya dengan penuh kelembutan dan dendam yang tersembunyi. Mengapa engkau tidak merasa aman ketika kami pergi dengan Yusuf? Apakah Yusuf dapat menjadi saudara kandung kami, lalu mengapa engkau khawatir kepada kami  jika kami membawanya. Bukankah kami mencintainya dan nanti akan menjaganya. Mengapa engkau tidak membiarkannya pergi bersama kami besok untuk bersenang-senang dan bermain. Bukankah ketika ia pergi dan main-main, itu dapat menghiburnya? Lihatlah  wajahnya  tampak  pucat  kerana  ia  sering  berdiam  di  rumah, seharusnya ia harus bermain agar tampak ceria. Masalahnya adalah, Yakub khawatir terhadap serigala-serigala gurun. Apakah yang dimaksud Yakub adalah serigala-serigala  yang  ada  dalam  diri  mereka  atau  serigala-serigala  hakiki, yaitu binatang yang buas? Tidak ada seorang pun yang mengetahuinya. Mereka membujuk ayahnya agar mengizinkan Yusuf pergi dengan mereka. Akhirnya, mereka berhasil meyakinkan ayahnya yang sangat khawatir kalau-kalau Yusuf dimakan oleh serigala. Apakah ini masuk akal? Kami sepuluh orang laki-laki, maka mana mungkin kami yang banyak ini lalai darinya? Sungguh kami akan kehilangan sifat kejantanan kami seandainya terjadi peristiwa itu. Kami jamin bahawa tidak ada seekor serigala pun yang akan memakannya. Kerana itu, tidak  ada  yang  perlu  dikhuatirkan.  Si  ayah  berdiri  di  bawah  tekanan anak-anaknya. Mereka pun berhasil menemani Yusuf pada hari berikutnya dan pergi  dengannya  ke  gurun.  Mereka  menuju  tempat  yang  jauh  yanbelum pernah mereka berjalan sejauh itu. Mereka mencari telaga yang di situ sering dilewati oleh para kafilah dan mereka berencana untuk memasukan Yusuf ke dalam telaga itu. Allah s.w.t mengilhamkan kepada Yusuf bahawa ia akan selamat, maka ia tidak perlu takut. Allah s.w.t menjamin bahawa Yusuf akan

bertemu dengan mereka pada suatu hari dan akan memberitahu mereka apa yang mereka lakukan kepadanya. Selesailah satu adegan dan akan dimulai adegan yang lain. Kita bisa membayangkan bahawa Yusuf sempat melakukan perlawanan kepada mereka namun mereka memukulinya dan mereka memerintahnya untuk melepas bajunya, lalu mereka menceburkannya ke dalam telaga dalam keadaan telanjang. Kemudian Allah s.w.t mewahyukan kepadanya bahawa ia akan selamat dan kerananya ia tidak perlu takut. Di dalam telaga itu terdapat air, namun tubuh Nabi Yusuf tidak terkena hal yang membahayakan. Ia sendirian duduk di telaga itu, kemudian ia bergantungan dengan batu:



"Kemudian  mereka  datang  kepada  ayah  mereka  di  sorhari  sambil menangis.  Mereka  datang  membawa  baju  gamisnya  (yang  berlumuran) dengan  darah palsu.  Yakub berkata: 'Sebenarnya  dirimu  sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu; maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan.'" (QS. Yusuf: 16- 18)



Peristiwa ini terjadi di malam yang gelap. Tetapi kegelapan itu segera dipecah oleh tangisan sepuluh orang lelaki. Sementara itu, si ayah duduk di rumahnya lalu anak-anaknya masuk menemuinya di tengah-tengah malam di mana kegelapan malam menyembunyikan kegelapan had dan kegelapan kebohongan yang siap ditampakkan. Nabi Yakub bertanya: "Mengapa kalian menangis? Apakah terjadi sesuatu pada kambing? Mereka berkata sambil meningkatkan tangisannya:



"Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlumba-lumba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami, lalu dia dimakan serigala; dan kamu sekali-kali tidak akan pernah percaya kami, walaupun kami adalah orang-orang yang benar. " (QS. Yusuf: 17)



"Setelah kembalinya kita dari adu lari, kita dikejutkan ketika melihat Yusuf telah berada di perut serigala. Kita tidak menemukan Yusuf. Mungkin engkau tidak percaya kepada kami meskipun kami jujur, tetapi kami menceritakan apa yang sesungguhnya terjadi. Kita tidak berbohong kepadamu. Sungguh Yusuf telah dimakan oleh serigala. Inilah pakaian Yusuf. Kita menemukan pakaian Yusuf berlumuran darah sedangkan Yusuf tidak kita temukan:
"Mereka datang membawa baju gamisnya (yang berlumuran) dengan darah palsu. " (QS. Yusuf: 18)



Mereka menyembelih kambing atau rusa lalu melumurkan darah palsu ke pakaian Yusuf. Mereka lupa untuk merobek-robek pakaian Yusuf. Mereka malah membawa   pakaian   sebagaimana   biasanya   (masih   utuh)   tetap hanya berlumuran darah. Mereka melemparkan pakaian Yusuf di depan ayahnya yang saat itu sedang duduk. Nabi Yakub memegang pakaian anaknya. Lalu ia mengangkat  pakaian  itu  dan  memperhatikannya  di  bawah  cahaya  yang terdapat dalam kamar. Ia membalik-balikkan baju itu di tangannya namun ia mendapatinya masih utuh dan tidak ada tanda- tanda cakaran atau robek. Serigala apa yang makan Yusuf? Apakah ia memakannya dari dalam pakaian tanpa merobek pakaiannya? Seandainya Yusuf mengenakan pakaiannya lalu ia dimakan oleh serigala, nescaya pakaian tersebut akan robek. Seandainya ia telah melepas bajunya untuk bermain dengan saudara-saudaranya, maka bagaimana pakaian tersebut dilumuri dengan darah sementara saat itu ia tidak menggunakan pakaian? Melalui bukti-bukti itu, Nabi Yakub mengetahui bahawa mereka berbohong. Yusuf tidak dimakan oleh serigala. Si ayah mengetahui bahawa mereka berbohong. Ia mengungkapkan hal ini dalam perkataannya:



"Yakub berkata: 'Sebenarnya dirimu sendirilah yang memandang baik perbuatan (yang buruk) itu; maka kesabaran yang baik itulah (kesabaranku). Dan Allah sajalah yang dimohon pertolongan-Nya terhadap apa yang kamu ceritakan.'" (QS. Yusuf: 18)



Demikianlah perilaku nabi yang bijaksana. Ia meminta agar diberi kesabaran dan memohon pertolongan kepada Allah s.w.t atas apa yang mereka lakukan terhadap  anaknya.  Selanjutnya,  terdapat  kafilah  yang  berjalan  menujke Mesir, yaitu satu kafilah besar yang berjalan cukup jauh sehingga dinamakan sayyarah. Semua kafilah itu menuju ke telaga. Mereka berhenti untuk menambah air. Mereka menghulurkan timba ke telaga. Lalu Yusuf bergelantungan dengannya. Orang yang menghulurkannya mengira bahawa timbanya telah penuh dengan air lalu ia menariknya. Tiba-tiba, "Oh ini anak kecil." Di zaman itu ditentukan bahawa siapa yang menemukan sesuatu yang hilang, maka ia akan memilikinya. Demikianlah undang-undang yang ditetapkan saat itu. Mula- mula orang yang menemukannya gembira tetapi ia berfikir tentang tanggung jawab yang harus dipikulnya, dan kemudian timbullah rasa khawatir dalam dirinya. Kemudian untuk menghindar darinya ia menetapkan untuk menjualnya saat ia tiba di Mesir. Akhirnya, ketika ia sampai di Mesir ia

segera menjualnya di pasar budak dengan 
harga yang sangat murah di mana ia dibeli oleh seorang lelaki yang mempunyai kepentingan dengannya:



"Kemudian datanglah kelompok orang-orang musafir, lalu mereka menyuruh seorang pengambil air, maka dia menurunkan timbanya, dia berkata: 'Oh; khabar  gembira,  ini  seorang  anak  muda!'  Kemudian  mereka menyembunyikan dia sebagai barang dagangan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. Dan mereka menjual Yusuf dengan harga yang murah, yaitu beberapa dirham saja, dan mereka tidak tertarik hatinya kepada Yusuf. Dan orang Mesir yang membelinya berkata kepada isterinya:
'Berikanlah kepadanya tempat (dan layanan) yang baik, boleh jadi ia bermanfaat kepada kita atau kita pungut dia sebagai anak.' Dan demikianlah Kami berikan kedudukan yang baik kepada Yusuf di muka bumi (Mesir) dan agar Kami ajarkan kepadanya ta'bir mimpi. Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya. " (QS. Yusuf:
19-21)




Perhatikanlah bagaimana Allah s.w.t mengungkap kandungan cerita yang jauh pada permulaannya: "Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya. "



Yusuf benar-benar diuji dengan ujian yang berat. Ia dimasukkan dalam telaga, ia dihinakan, ia dijauhkan dari ayahnya, ia diambil dari telaga lalu menjadi budak yang dijual di pasar, ia dibeli oleh seorang lelaki dari Mesir lalu menjadi seseorang yang dimiliki oleh lelaki itu. Demikianlah cerita demi cerita telah dialaminya. Yusuf tampak tidak memiliki daya dan upaya. Demikianlah prasangka manusia mana pun tetapi hakikat selalu berlawanan dengan prasangka.  Yandapat  kita  bayangkan  adalah  bahawa  itu  adalasebuah tragedi, ujian, dan fitnah. Allah s.w.t pasti memenangkan urusan-Nya. Dia akan memuluskan langkah-Nya meskipun banyak orang yang berusaha menghentikannya. Allah s.w.t akan mewujudkan janji-Nya dan akan menggagalkakejahatan  orang lain.  Allah  s.w.t  telah  menjanjikan  kepada Yusuf bahawa ia akan dijadikan Nabi.



Yusuf mendapatkan tempat di hati seseorang yang membelinya, yaitu seorang bangsawan yang berkata kepada isterinya: "Hormatilah ia, kerana barangkali ia bermanfaat bagi kita atau kita dapat menjadikannya sebagai anak." Lelaki ini bukanlah orang sembarangan tetapi ia seorang yang penting. Ia termasuk seseorang yang berasal dari pemerintah yang berkuasa di Mesir. Kita akan

mengetahui bahawa ia adalah seorang menteri di antara menteri-menteri raja. Seoranmenteri  yanpenting  yanAl-Qur'an  menyebutnya  dengan  istilah al-Aziz. Orang-orang Mesir kuno terbiasa untuk menyebutkan sifat seperti nama atau identik dengan nama terhadap para menteri. Misalnya, mereka mengatakan: Ini adalah al-Aziz (orang yang mulia), ini adalah al-'Adil (orang yang adil), ini adalah al-Qawi (orang yang kuat), dan seterusnya. Alhasil, pendapat yang paling kuat adalah, bahawa al-Aziz ini kepala menteri di Mesir.



Demikianlah Allah s.w.t menguatkan Yusuf di muka bumi. Ia terdidik di masa kecil di rumah seorang lelaki yang berkuasa dan Allah s.w.t akan mengajarinya takwil mimpi. Dan pada suatu hari, raja akan membutuhkannya untuk menduduki jabatan di Mesir. Allah s.w.t akan memenangkan urusan-Nya tetapi kebanyakan  manusia  tidak  mengetahuiSemua  itu  terwujud  melalui  suatu ujian berat yang dialami oleh Yusuf. Nabi Yusuf adalah orang yang paling tampan di masanya, di mana wajahnya mengundang decak kagum orang yang melihatnya. Sikapnya yang sopan dan penuh dengan keanggunan moral semakin menambah ketampanannya. Hari demi hari berlalu. Yusuf pun semakin tumbuh besar:



"Dan tatkala dia cukup dewasa Kami berikan kepadanya hikmah dan ilmu. Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik." (QS. Yusuf: 22)

Yusuf diberi kemampuan untuk mengendalikan suatu masalah dan ia diberi pengetahuan tentang kehidupan dan peristiwa-peristiwanya. Ia juga diberi metode dialog yang dapat menarik simpati orang yang mendengarnya. Yusuf diberi kemuliaan sehingga ia menjadi peribadi yang agung dan tak tertandingi. Tuannya  mengetahui  bahawa  Allah  s.w.t  memuliakannya  dengan  mengirim Yusuf padanya. Ia mengetahui bahawa Yusuf memiliki kejujuran, kemuliaan, dan istiqamah (keteguhan) lebih dari siapa pun yang pernah ditemuinya dalam kehidupan.



Sementara itu, isteri al-Aziz selalu mengawasi Yusuf. Ia duduk di sampingnya dan berbincang-bincang bersamanya. Ia mengamati kejernihan mata Yusuf. Lalu ia bertanya kepadanya dan mendengarkan jawapan dari Yusuf. Akhirnya, kekagumannya semakin bertambah pada Yusuf. Al-Qur'an melukiskan kisah terakhir dari perjalanan cinta ini di mana si wanita itu mulai menggunakan siasat dan taktik untuk memperdaya Yusuf:

"Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal drumahnya menggoda Yusuf untuk  menundukkan  dirinya  (kepadanya)  dan  dia  menutup  pintu-pintu seraya berkata: 'Marilah ke sini.' Yusuf berkata: 'Aku berlindung kepada Allah,  sunggutuanktelah  memperlakukaakdengabaik.' Sesungguhnya orang-orang yang lalim tiada beruntung. Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikan dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan darinya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba yang terpilih. " (QS. Yusuf: 23-24)



Al-Qur'an  tidak  menyebut  sedikipun  tentang  berapa  usia  wanita  itu  dan berapa usia Yusuf. Kita dapat mengamati hal itu hanya dengan perkiraan. Ia menghadirkan Yusuf saat beliau masih kecil dari telaga. Dia adalah seorang isteri yang misalnya berusia dua puluh tiga sementara Yusuf berusia dua belas tahun. Setelah tiga belas tahun, ia berusia tiga puluh enam sementara Yusuf berusia dua puluh lima. Apakah peristiwa itu memang terjadi di usia ini? Boleh jadi memang demikian. Tindakan wanita itu dalam peristiwa itu dan peristiwa sesudahnya menunjukkan bahawa ia wanita yang sudah matang dan cukup berani. Peristiwa ini yang diungkapkan oleh Al-Quran al-Karim merupakan puncak dari peristiwa-peristiwa yang lalu yang sangat mengganggu daya imaginasi kitaSungguh  isteri  al-Azisangat  mencintai  Yusuf.  Ia  merayunya  dengan  cara terang-terangan lalu ia menutup pintu-pintu sambil berkata: "Hai Yusuf kemarilah kau ke sini. Kali ini engkau tidak akan dapat lari dariku." Ini bererti bahawa terdapat peristiwa sebelumnya di mana Yusuf dapat menghindar darinya. Peristiwa sebelumnya tidak disampaikan dengan cara terang-terangan seperti ini. Yusuf telah terdidik di istana seorang menteri besar di Mesir. Anda bisa membayangkan bagaimana Yusuf tinggal di lingkungan yang mewah yang dikelilingi dengan wanita-wanita cantik. Yusuf adalah seorang pemuda yang dibeli oleh suaminya dan menjadi budaknya. Ia memanggilnya di tempat tidurnya   dan   memerintahkanny untuk   menghadirka gelas   minuman, misalnya. Atau tampak padanya bajunya yang tipis atau ia menampakkan padanya kecantikannya atau ia merayunya dengan rayuan yang biasa dilakukan oleh kaum wanita terhadap kaum lelaki.



Bayangkanlah semua ini di mana mereka berdua selama beberapa tahun tinggal di satu rumah dan di bawah satu atap. Wanita itu menggoda Yusuf dan merayunya, sementara Yusuf masih bertahan dengan ketakwaannya. Wanita itu

terbelenggu dengan hawa nafsunya. Kemudian datanglah hari yang terakhir. Wanita itu bosan dengan sikap tidak peduli ini dan sikap pura-pura tidak tahu ini. Ia menentukan untuk mengubah rencananya. Ia tidak lagi menggunakan bahasa isyarat dia lebih memilih bahasa terang-terangan. Ia menutup semua pintu dan menyobek cadar rasa malu dan ia menjelaskan cintanya kepada YusufBarangkali ia berkata kepada Yusuf: 'Yusuf, alangkah tampan wajahmu." Dan barangkali  Yusuf  akan  berkata  demikian:  "Tuhanku  menggambarkan  aku sebelum aku diciptakan." Wanita itu berkata sambil mendekati Yusuf: "Yusuf, alangkah halusnya rambutmu." Yusuf berkata: "Ia adalah sesuatu yang pertama kali hancur dariku saat aku berada dalam kuburan." Wanita itu berkata: "Alangkah  jernih  kedua  matamu."  Yusuf  berkata:  "Dengan  keduanya  aku melihat apa yang diciptakan oleh Tuhanku." Wanita itu berkata: "Bukankah aku adalah sesuatu yang diciptakan oleh Tuhanmu? Angkatlah pandangan matamu dan lihatlah wajahku." Yusuf berkata: "Aku takut pada hari kiamat." Wanita itu berkata: "Aku mendekat padamu tetapi engkau malah menjauh dariku." Yusuf berkata: "Aku ingin mendekat pada Tuhanku." Wanita itu berkata: "Aku telah dikuasai oleh perasaan cinta padamu. Aku menjadi bahagian dari udara yang aku hirup dan yang aku bernafas darinya. Engkau tidak akan lari dariku." Yusuf mengetahui bahawa ia mengajaknya untuk mendekati, lalu beliau berkata: "Aku berlindung kepada Allah s.w.t. Aku meminta ampun kepada Allah s.w.t Yang Maha Agung. Tuhan Pencipta alam semesta telah memuliakan aku dengan rumah ini, dan pemilik rumah ini telah memuliakan aku dengan kepercayaannya. Maka siapakah yang aku khianati? Dan keselamatan apa yang aku harapkan bagi diriku jika aku memang melakukan apa yang engkau inginkan." Allah s.w.t berfirman: "Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikan dia tidak melihat tanda (dan) Tuhannya."



Para ahli tafsir sepakat tentang keinginan wanita itu untuk melakukan maksiat, sedangkan mereka berselisih pendapat tentang hasrat yang ada pada Nabi YusufAda yang mengatakan bahawa wanititu  memang ingin melakukan maksiat dengannya dan Yusuf pun memiliki perasaan yang sama, namun ia tidak sampai melakukannya. Ada yang mengatakan lagi bahawa wanita itu berhasrat untuk menciumnya dan Yusuf berhasrat untuk memukulinya. Ada pendapat lain yang mengatakan bahawa hasrat ini memang terdapat di antara mereka sebelum terjadinya peristiwa ini. Ia merupakan gerakan jiwa yang terdapat dalam diri Yusuf saat beliau memasuki alam remaja kemudian Allah s.w.t  memalingkannya  darinya.  Dan  sebaik-baitafsir  yang  cukup menenangkan saya bahawa di sana terdapat pendahuluan dan pengakhiran

dalam ayat tersebut.



Abu Hatim berkata: "Aku membaca bahagian yang unik dari Al-Qur'an pada Abu Ubaidah dan ketika aku sampai pada firman-Nya": "Sesungguhnya wanita itu telah  bermaksud  (melakukan  perbuatan  itu dengan   Yusuf,  dan   Yusuf bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu,"
Abu Ubaidah berkata: "Ini berdasarkan pendahuluan dan pengakhiran. Dengan pengertian bahawa wanita itu benar-benar cenderung pada Yusuf, dan seandainya Yusuf tidak melihat tanda kebenaran dari Tuhannya nescaya ia pun akan cenderung padanya. Saya kira tafsir ini sesuai dengan kemaksuman para nabi sebagaimana ia juga sesuai dengan konteks ayat yang datang sesudahnya": "Demikianlah, agar Kami memalingkan darinya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba yang terpilih."



Ayat tersebut menetapkan bahawa Nabi Yusuf termasuk hamba-hamba Allah s.w.t yang ikhlas, pada saat yang sama menetapkan juga kebebasannya dari pengaruh kekuasaan setan. Allah s.w.t berkata kepada Iblis pada hari penciptaan:




"Sesungguhnya hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka, kecuali orang-orang yang mengikuti kamu, yaitu orang-arang yang sesat. " (QS. al-Hijr: 42)



Selama Yusuf termasuk hamba-hamba-Nya yang ikhlas, maka ia akan tersucikan dari berbagai dosa. Ini tidak bererti bahawa Yusuf sunyi dari perasaan kejantanan dan ini juga tidak bererti bahawa Yusuf berada dalam kesucian para malaikat di mana mereka tidak terpengaruh dengan daya tarik materialis (bendawi). Namun ini bererti bahawa beliau menghadapi godaan yang cukup lama  dan  beliau  mampu untuk melawannya,  dan  jiwanytidak  cenderung padanya. Kemudian beliau dibimbing dan ditenangkan oleh ketakwaannya yang mampu melihat tanda-tanda kebenaran dari Tuhannya. Apalagi Yusuf adalah putera Yakub, seorang Nabi, putera Ibrahim, kakek para Nabi dan kekasih Allah s.w.t.



Terjadilah perkembangan pergelutan antara mereka berdua. Dialog telah berkembang  dari  bahasa  lisan  menuju  bahasa  tangan.  Isteri  menteri  itu

menghulurkan tangannya kepada Yusuf dan berusaha untuk memeluknya. Yusuf berputar dalam keadaan pucat wajahnya dan berlari menuju ke pintu. Lalu ia dikejar oleh wanita itu dan wanita itu menarik-narik pakaiannya seperti orang tenggelam yang memegang perahu. Kedua- duanya sampai ke pintu. Tiba-tiba pintu itu terbuka namun suaminya datang bersama salah satu kerabatnya:



"Dan keduanya berlumba-lumba menuju pintu dan wanita itu menarik baju gamis Yusuf dari belakang hingga koyak dan kedua-duanya mendapati suami wanita itu di muka pintu." (QS. Yusuf: 25-29)

0 Response to "KISAH NABI YUSUF-Kisah Tauladan Para Nabi Allah"

Post a Comment