Urgensi Tauhid Dalam Mengangkat Derajat Dan Martabat Kaum
Muslimin
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ
يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ
أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ
عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ
الْقِيَامَةِ.
يَا أَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا
اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُمْ مُّسْلِمُوْنَ.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ
الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ
مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَآءً وَاتَّقُوا اللهَ الَّذِيْ تَسَآءَلُوْنَ
بِهِ وَاْلأَرْحَامَ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا.
يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ ءَامَنُوا اتَّقُوا
اللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلاً سَدِيْدًا. يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ
لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا
عَظِيْمًا. أَمَّابَعْدُ؛
فَإِنْ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللهَ،
وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَّرَ
الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ
وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ.
Urgensi Tauhid Dalam Mengangkat Derajat Dan Martabat Kaum
Muslimin
Ma'asyirol Muslimin rahimakumullah ...
Segala puji bagi Allah, Rabb dan sesembahan sekalian alam, yang telah
mencurahkan kenikmatan dan karuniaNya yang tak terhingga dan tak pernah putus
sepanjang zaman kepada makhluk-Nya. Baik yang berupa kesehatan, kesempatan
sehingga pada kali ini kita dapat menunaikan kewajiban shalat Jum’at.
Semoga shalawat dan salam tercurahkan kepada pemimpin dan uswah kita Nabi
Muhammad, yang melalui perjuangannyalah, cahaya Islam ini sampai kepada kita,
sehingga kita terbebas dari kejahiliyahan, dan kehinaan. Dan semoga shalawat
serta salam juga tercurahkan kepada keluarganya, para sahabat dan pengikutnya
hingga akhir zaman.
Pada
kesempatan kali ini tak lupa saya wasiatkan kepada diri saya pribadi dan kepada
jama’ah semuanya, agar kita selalu meningkatkan kwalitas iman dan taqwa kita,
karena iman dan taqwa adalah sebaik-baik bekal untuk menuju kehidupan di
akhirat kelak.
Ma'asyirol Muslimin rahimakumullah ...
Tauhid
adalah pegangan pokok dan sangat menentukan bagi kehidupan manusia, karena
tauhid menjadi landasan bagi setiap amal, menurut tuntunan Islam, tauhidlah
yang akan menghantarkan manusia kepada kehidupan yang baik dan kebahagiaan yang
hakiki di alam akhirat nanti. Dan amal yang tidak dilandasi dengan tauhid akan
sia-sia, tidak dikabulkan oleh Allah dan lebih dari itu, amal yang dilandasi
dengan syirik akan menyengsarakannya di dunia dan di akhirat. Sebagaimana Allah
berfirman:
“Dan
sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) sebelum kamu,
‘jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah
kamu termasuk orang-orang yang merugi. Karena itu, maka hendaklah Allah saja
yang kamu sembah dan hendaklah kamu termasuk orang-orang yang bersyukur”.
(Az-Zumar: 65-66)
Hamba Allah yang beriman ...
Tauhid bukan sekedar mengenal dan mengerti bahwa pencipta alam semesta
ini adalah Allah, bukan sekedar mengetahui bukti-bukti rasional tentang
kebenaran wujud (keberadaan)Nya dan wahdaniyah (keesaan)Nya dan bukan pula
sekedar mengenal Asma’ dan sifatNya.
Iblis
mempercayai bahwa Tuhannya adalah Allah, bahkan mengakui keesaaan dan
kemahakuasaan Allah dengan permin-taannya kepada Allah melalui Asma dan
sifat-Nya. Kaum Jahiliyah Kuno yang dihadapi Rasulullah juga meyakini bahwa
pencipta. Pengatur, Pemelihara dan Penguasa alam semesta ini adalah Allah.
Sebagaimana Allah berfirman:
“Dan
sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan
langit dan bumi?” Tentu mereka akan menjawab: “Allah.” (Luqman: 25).
Namun
kepercayaan mereka dan keyakinan mereka itu belumlah menjadikan mereka sebagai
makhluk yang berpredikat Muslim, yang beriman kepada Allah. Dari sini lalu
timbullah pertanyaan: “Apakah hakikat tauhid itu?”
Hamba Allah, yang beriman ...
Hakikat Tauhid, ialah pemurnian ibadah kepada Allah, yaitu: menghambakan diri
hanya kepada Allah secara murni dan konsekuen, dengan mentaati segala
perintahNya dan menjauhi segala laranganNya dengan penuh rasa rendah diri,
cinta, harap dan takut kepadaNya. Untuk inilah sebenarnya manusia diciptakan
Allah. Dan sesungguhnya misi para Rasul adalah untuk menegakkan tauhid. Mulai
Rasul yang pertama, Nuh, hingga Rasul terakhir, yakni nabi Muhammad n.
Sebagaimana firman Allah:
“Dan
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu.”
(Adz-Dzariyat: 56).
“Dan
sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan),
“Sembahlah Allah (saja) dan jauhilah thaghut.” (An-Nahl: 36)
Sesungguhnya tauhid tercermin dalam kesaksian bahwa tidak ada Tuhan selain
Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Maknanya, tidak ada yang berhak
disembah melainkan Allah dan tidak ada ibadah yang benar kecuali ibadah yang
sesuai dengan tuntunan rasul yaitu As-Sunnah. Orang yang mengikrarkannya akan
masuk Surga selama tidak dirusak syirik atau kufur akbar.
Sebagaimana firman Allah:
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan
kezhaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan
mereka itu adalah orang-orang yang, mendapat petunjuk.” (Al-An’am: 82)
Abdullah bin Mas’ud meriwayatkan, “Ketika ayat ini turun, para sahabat merasa
sedih dan berat. Mereka berkata siapa di antara kita yang tidak berlaku dzalim
kepada diri sendiri lalu Rasul menjawab:
لَيْسَ ذَلِكَ، إِنَّمَا هُوَ الشِّرْكُ، أَلَمْ تَسْمَعُوْا قَوْلَ لُقْمَانَ لاِبْنِهِ: {يَا بُنَيَّ لاَ تُشْرِكْ بِاللهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ}. (متفق عليه)
“Yang
dimaksud bukan (kedzaliman) itu, tetapi syirik. Tidak-kah kalian mendengar
nasihat Luqman kepada puteranya, ‘Wahai anakku, janganlah kamu mempersekutukan
Allah. Sesungguhnya mempersekutukan Allah benar-benar suatu kedzaliman yang
besar.” (Luqman: 13) (Muttafaqun alaih).
Ayat
ini memberi kabar gembira kepada orang-orang yang beriman yang mengesakan
Allah. Orang-orang yang tidak mencampur-adukkan antara keimanan dengan syirik
serta menjauhi segala perbuatan syirik. Sungguh mereka akan mendapatkan
keamanan yang sempurna dari siksa Allah di akhirat. Mereka itulah yang mendapatkan
petunjuk di dunia.
Jama’ah Jum’ah rahimakumullah ...
Jika
dia adalah seorang ahli tauhid yang murni dan bersih dari noda-noda syirik
serta ikhlas mengucapkan “laa ilaaha illallah” maka tauhid kepada Allah menjadi
penyebab utama bagi kebahagiaan dirinya, serta menjadi penyebab bagi
penghapusan dosa-dosa dan kejahatannya. Sebagaimana telah dijelaskan dalam
sabda Rasulullah yang diriwayatkan ‘Ubadah bin Ash-Shamit:
مَنْ شَهِدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، وَأَنَّ عِيْسَى عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوْحٌ مِنْهُ،
وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ، أَدْخَلَهُ اللهُ
الْجَنَّهَ عَلَى مَا كَانَ مِنَ الْعَمَلِ. (رواه البخاري ومسلم)
“Barangsiapa bersaksi bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah
semata, tiada sekutu bagiNya, dan Muham-mad adalah hamba dan utusan-Nya, dan
(bersaksi) bahwa Isa adalah hamba Allah, utusanNya dan kalimat yang
disampaikanNya kepada Maryam serta ruh dari padaNya, dan (bersaksi pula bahwa)
Surga adalah benar adanya dan Nerakapun benar adanya maka Allah pasti akan
memasukkan ke dalam Surga, apapun amal yang diperbuatnya.” (HR. Al-Bukhari dan
Muslim)
Maksudnya, segenap persaksian yang dilakukan oleh seorang Muslim sebagaimana
yang terkandung dalam hadist tadi berhak memasukkan dirinya ke Surga. Sekalipun
dalam sebagian amal perbuatannya terdapat dosa dan maksiat. Hal ini sebagaimana
ditegaskan di dalam hadist qudsi, Allah berfirman:
يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ
أَتَيْتني بِقُرَابِ اْلأَرْضِ خَطَايَا، ثُمَّ لَقِيْتَنِيْ لاَ تُشْرِكُ بِيْ
شَيْئًا لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً. (حسن، رواه الترمذي والضياء)
“Hai
anak Adam, seandainya kamu datang kepadaKu dengan membawa dosa sepenuh bumi,
sedangkan engkau ketika menemuiKu dalam keadaan tidak menyekutukanKu
sedikitpun, niscaya aku berikan kepadamu ampunan sepenuh bumi pula.” (HR.
At-Tirmidzi dan Adh-Dhiya’, hadist hasan).
Hadist tersebut menegaskan tentang keutamaan tauhid. Tauhid merupakan faktor
terpenting bagi kebahagiaan seorang hamba. Tauhid merupakan sarana paling agung
untuk melebur dosa-dosa dan maksiat.
Hamba Allah yang beriman ...
Jika
tauhid yang murni terealisasi dalam hidup seseorang, baik secara pribadi maupun
jama’ah, niscaya akan menghasilkan buah yang sangat manis. Di antara buah manis
yang didapat adalah:
Tauhid memerdekakan manusia dari segala per-budakan dan
penghambaan kecuali kepada Alah. Memerdeka-kan fikiran dari berbagai khurofat
dan angan-angan yang keliru. Memerdekakan hati dari tunduk, menyerah dan
menghinakan diri kepada selain Allah Memerdekakan hidup dari kekuasaan
Fir’aun, pendeta dan thaghut yang menuhankan diri atas hamba-hamba Allah.
Tauhid membentuk kepribadian yang kokoh. Arah hidup-nya
jelas, tidak menggantungkan diri kepada Allah. Kepada-Nya ia berdo’a dalam
keadaan lapang atau sempit.
Berbeda dengan seorang musyrik yang hatinya terbagi-bagi untuk tuhan-tuhan dan sesembahan yang banyak. Suatu saat ia menyembah orang yang hidup, pada saat lain ia menyembah orang yang mati. Orang Mukmin menyembah satu Tuhan. Ia mengetahui apa yang membuatNya ridla dan murka. Ia akan melakukan apa yang membuatNya ridha, sehingga hati menjadi tentram. Adapun orang musyrik, ia menyembah tuhan-tuhan yang banyak. Tuhan ini menginginkan ke kanan, sedang tuhan yang lainnya menginginkan ke kiri.
Berbeda dengan seorang musyrik yang hatinya terbagi-bagi untuk tuhan-tuhan dan sesembahan yang banyak. Suatu saat ia menyembah orang yang hidup, pada saat lain ia menyembah orang yang mati. Orang Mukmin menyembah satu Tuhan. Ia mengetahui apa yang membuatNya ridla dan murka. Ia akan melakukan apa yang membuatNya ridha, sehingga hati menjadi tentram. Adapun orang musyrik, ia menyembah tuhan-tuhan yang banyak. Tuhan ini menginginkan ke kanan, sedang tuhan yang lainnya menginginkan ke kiri.
Tauhid mengisi hati para ahlinya dengan keamanan dan
ketenangan. Tidak merasa takut kecuali kepada Allah. Tauhid menutup rapat
celah-celah kekhawatiran terhadap rizki, jiwa dan keluarga. Ketakutan terhadap
manusia, jin, kematian dan lainnya menjadi sirna. Seorang Mukmin hanya takut
kepada Allah. Karena itu ia merasa aman ketika kebanyakan orang merasa
ketakutan, ia merasa tenang ketika mereka kalut.
Tauhid memberikan nilai Rohani kepada pemilik-nya. Karena
jiwanya hanya penuh harap kepada Allah, percaya dan tawakal kepadaNya, ridha
atas qadar (ketentuan) Nya, sabar atas musibah serta sama sekali tak mengharap
sesuatu kepada makhluk. Ia hanya menghadap dan meminta kepadaNya. Bila datang
musibah ia segera mengharap kepada Allah agar segera dibebaskan darinya. Ia
tidak meminta kepada orang-orang mati. Syi’ar dan semboyannya adalah sabda
Rasul:
إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ فَاسْتَعِنْ بِاللهِ. (رواه الترمذي وقال حسن صحيح)
Bila kamu meminta maka mintalah kepada Allah. Dan bila kamu memohon pertolongan maka mohonlah kepada Allah.” (HR. At-Tirmidzi, ia berkata hadits hasan shahih)
Tauhid merupakan dasar persaudaraan dan keadilan. Karena
tauhid tidak membolehkan pengikutnya mengambil tuhan-tuhan selain Allah di
antara sesama mereka. Sifat ketuhanan hanya milik Allah satu-satunya dan semua
manusia wajib beribadah kepadaNya. Segenap manusia adalah hamba Allah dan yang
paling mulia di antara mereka adalah Muhammad n kemudian orang yang paling
bertaqwa.
Itulah buah manis dari Tauhid yang akan membebaskan pelakunya dari kehinaan dan
kesengsaraan dan Tauhidlah yang akan mengembalikan kehormatan Islam dan
Muslimin, mengembalikan harga diri dan kemuliaan Islam dan Muslimin, dan
menaikkan derajat dan martabat Islam dan Muslimin di atas segala kehinaan yang
selama ini dialami oleh kaum Muslimin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي
الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ
الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ.
فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah kedua:
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ
وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا
وَمِنْ سَيَّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ
يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ
لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَمَّا
بَعْدُ؛
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah ...
Kembali pada khutbah yang kedua ini, saya mengajak diri saya dan jama’ah untuk
senantiasa meningkatkan iman dan taqwa kepada Allah dengan sesungguhnya.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad, kepada para
sahabatnya, keluarganya dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Kemudian dari khutbah yang pertama tadi dapat kita tarik kesimpulan sebagai
berikut:
Tauhid adalah pegangan pokok dan sangat menentukan bagi
kehidupan manusia, karena tauhid menjadi landasan bagi setiap amal yang
dilakukannya.
Hakekat Tauhid, ialah pemurnian ibadah kepada Allah, yaitu:
meghambakan diri hanya kepada Allah secara murni dan konsekwen, dengan mentaati
segala perintahNya dan menjauhi segala laranganNya dengan penuh rasa rendah
diri, cinta, harap dan takut kepadaNya.
Tauhid menyebabkan pemiliknya dihapuskan dari segala dosa.
Tauhid yang terealisasi dalam hidup seseorang, akan
menghasilkan buah yang sangat manis, yaitu:
Tauhid memerdekakan manusia dari segala perbudakan dan
penghambaan.
Tauhid membentuk kepribadian yang kokoh.
Tauhid mengisi hati para ahlinya dengan keamanan dan
ketenangan.
Tauhid memberikan nilai ruhiyah kepada pemiliknya.
Tauhid merupakan dasar persaudaraan dan persamaan.
Karena itu, marilah pada kesempatan kali ini kita berdo’a kepada Allah, memohon
ampunan atas segala dosa syirik yang pernah kita lakukan dan kita memohon agar
kita dijauhkan dari segala perbuatan syirik dan pelaku-pelakunya. Kemudian pula
kita memohon kepada Allah agar kita dihindarkan dari kehinaan dan diangkat
derajat kita di dunia dan di Akhirat.
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ
الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ
مُحَمَّدٍ وَرَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْ كُلِّ صَحَابَةِ رَسُوْلِ اللهِ
أَجْمَعِيْنَ.
رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ
هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ.
رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ
أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.
اَللَّهُمَ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ
وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَأَصْلِحْ وُلاَةَ الْمُسْلِمِيْنَ، وَأَلِّفْ بَيْنَ
قُلُوْبِهِمْ وَأَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّكَ
وَعَدُوِّهِمْ وَوَفِّقْهُمْ لِلْعَمَلِ بِمَا فِيْهِ صَلاَحُ اْلإِسْلاَمِ وَالْمُسْلِمِيْنَ.
اَللَّهُمَ لاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا
بِذُنُوْبِنَا مَنْ لاَ يَخَافُكَ فِيْنَا وَلاَ يَرْحَمُنَا.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي
الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا
يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
الْعَالَمِيْنَ
DO'A
اللَّهُمَّ اغْفِرْلَنَا ذُنُوْبَنَا وَ ذُنُوْبَ
وَالِدَيْنَا وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانَا صِغَارًا
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ، وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ
وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدّعَوَاتِ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا
الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً
لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ
تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي
اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ. وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ
الْعَالَمِينَ .
وَصَلى الله وسَلم عَلَى مُحَمد تسليمًا كَثيْرًا
وآخر دَعْوَانَا لله رَب الْعَالَميْنَ
وَ السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ
وَبَرَكَاتُهُ
Oleh: Andri Sugeng Prayoga
0 Response to "(khutbah jum'at tahuan) Urgensi Tauhid Dalam Mengangkat Derajat Dan Martabat Kaum Muslimin"
Post a Comment